Langsung ke konten utama

Long Distance Religionship 1



Bukan lagi jarak yang memisahkan sepasang kekasih ini tapi keyakinan mereka.
—Anigaprayoga14

MARI BERJUMPA 

Happy Reading 

   Akhirnya pesawat dari seoul mendarat dengan mulus di bandara soekarno-hatta, dan semua penumpang keluar termasuk menampakan 6 anak dan 2 orang pendamping yang salah satu nya adalah manager mereka. 
"Akhirnya kita sampai di indonesia lagi, uh bahagianya aku."ucap anak yang bermarga Park itu.
"Benar sung, aku juga merindukan indonesia."tambah Chenle,
"Aku merindukan semua nya, Huft aku tak sabar untuk bertemunya lagi."ucap Jeno sambil tersenyum manis dan memperlihatkan bulan sabit dimata nya.
Membuat semuanya menoleh ke arah anak bernama Lee Jeno itu, 
"Dia ini kenapa?"tanya Johan selaku manager nct dream.
"Hyung tau sejak tadi saja, Jeno hyung seperti ini senyum tanpa berhenti dan berakhir membuat pramugari tersipu malu."ucap Jaemin.
"Hyung, berhenti tersenyum dan katakan hyung ini kenapa sih?"ucap Chenle namun tidak disahuti oleh Jeno yang masih tersenyum itu.
Dan membuat orang yang disebelah Jeno  geram dan jengkel. 
'Tuk'
"Aish, hyung apa yang kau lakukan."ucap jeno sambil mengusap kepala nya yang dipukul oleh Huang Renjun .

"Kamu itu dari tadi ditanya kenapa? Malah diam dan terus tersenyum hm."ucap Renjun. 
"Ya namanya sedang bahagia kan jadi lupa segalanya, hehehe aku kan hanya merindukan NCTzen saja hyung."ucap Jeno.
"Benar hyung, NCTzen nya yang satu apa yang banyak hyung?"tanya asal Jisung,
Membuat Jeno mendelikkan mata nya itu, 
"Apa apaan sih kamu sung, tertentu saja yang banyak."ucap Jeno kesal.
"Ya sapa tau dari banyak nya NCTzen ada satu yang membuat hyung terpikat ya kan."ucap Jisung dan membuat Jeno terkejut,
"Sudah sudah kita lanjutkan nanti saja, apa kalian tidak lelah?"ucap Han Jun  soo.
"Lelah dong hyung,"seru mereka berenam itu.
"Kalau begitu ayo kembali ke apartemen."ucap johan.
Dan semuanya pun keluar dari bandara dan dijemput oleh supir dari agensi SM Entertaimen indonesia.
Suasana didalam mobil tanpa tenang karena mungkin para member sudah terlalu lelah. Dan memperlihatkan Jisung Chenle tidur sambil memeluk boneka kesayangannya, Haechan yang tidur bersandaran bahu Renjun dan Renjun terlelap sambil mendengarkan lagu dengan earphone nya. Jaemin yang masih asyik bermain game sedangkan Jeno tersenyum sambil menatap arah luar.
"Yang dikatakan jisung memang benar, ada satu NCTzen yang memikat ku. Aku merindukan mu,"batin Jeno.
"Hyung,"panggil Jaemin.
"Iya,"jawab Jeno.
"Hyung itu kenapa?"tanya Jaemin.
"Hyung gak kenapa napa tuh?"ucap Jeno santai.
"Lalu kenapa sejak tadi tersenyum?"tanya Jaemin.
"Entahlah Jaem, aku sedang ingin tersenyum."ucap Jeno.
"Apa yang dikatakan jisung itu bener hyung?"Tanya Jaemin lagi.
"Yang mana, sudahlah kamu tidur aja hyung juga mau tidur dulu. Kamu tau kan apartemen masih jauh dan jakarta masih sama macet."ucap Jeno lalu menyandarkan kepala di pintu mobil dan menutup matanya.
Sedangkan Jaemin menghela nafas kasar, dan dia pun ikut memejam kan mata nya.

_____

BERDUA BERSAMA 


Happy Reading 

     Sesampai nya di apartemen, mereka yang ada di dalam mobil akhirnya keluar. Namun tidak dengan Jeno yang masih setia duduk di kursi belakang. 
"Hyung, aku izin ke katedral bentar ya."ucap Jeno.
"Hyung mau ngapain? aku ikut ya."ucap jaemin.
"Enggak usah jaem, aku nanti juga mau jalan jalan bentar kok. Nanti kamu tambah capek, hyung bolehkan."ucap Jeno.
"Mm baiklah boleh, asal jangan pulang lebih dari jam 6 sore ya."ucap Johan,
"Oke siap kalau itu mah."ucap Jeno dengan senyum khas nya.
"Kamu itu mau ke-"ucap Renjun yang terpotong.
"Aku mau ibadah, hyung. Pak ayo kita berangkat, aku berangkat dulu."ucap Jeno dan supir pun melajukan mobil nya.
"Dasar adik tidak sopan, hyung nya belum selesai bicara langsung dipotong."ucap Renjun kesal.
"Sudah lah hyung, tapi aku heran juga sih hyung. Setiap kita datang ke indonesia pasti Jeno hyung pergi ke katedral dulu. Siapa sih yang dia temui, apa yang dikatakan Jisung ada benarnya."ucap heran Haechan.
"Tapi kalau benar kenapa dia tidak mengatakan kepada kita,"ucap Renjun.
"Mm nanti saja kita tanyakan, aku mau lanjut tidur lagi hyung. Dan lihat lah Chenle yang masih ngantuk bisa bisa tidur nempel di pintu."ucap Jaemin.
"Ya udah ayo,"ucap Renjun.
     Sesampai nya di depan katedral, Jeno keluar dari mobil dan mencari orang yang dirindukan.
"Paman, aku ibadah dulu ya."ucap Jeno.
"Nak Jeno, paman juga izin sholat dzuhur dulu ya."ucap pak sukirman.

"Iya pak,"ucap Jeno.
Sebelum Jeno ibadah, dia ingin bertemu seseorang Dulu. Dia sedang menunggu di depan jalan masuk katedral.
Selang beberapa menit, akhirnya Jeno melihat sosok orang yang dia rindukan yang berjalan menghampiri nya. 
"I miss you Jeno,"ucap gadis itu.
"Aku juga merindukan mu,"balas Jeno.
"Ah kamu udah pandai bahasa indonesia ya."ucapnya.
"Tentu, aku disana juga belajar agar bisa berbicara ngobrol sepuasnya sama kamu. Kabar kamu gimana?"ucap Jeno berhadapan dengan si gadis itu.
"Ya seperti kamu lihat aku baik baik aja kok Jen, kamu juga baik baik aja kan."ucap nya.
"Iya, Ariana kamu tambah cantik pakai itu. Gemes deh,"puji Jeno lalu mencubit pipi Ariana. 
Ya nama nya Ariana Putri Aisyah, gadis yang berhasil membuat senyum Jeno selalu terukir. Dialah pemikat hati Lee Jeno, hanya mereka yang tau dan tuhan juga tau.
"Oh ya kayak nya ini udah waktu kamu ibadah kan. Ayo ibadah dulu, habis itu kita jalan jalan."ucap Jeno.
"Memang kamu udah izin?"tanya Ariana.
"Udah, asal jangan sampai lewat jam 6 sore. Toh rumah mu sama apartemen juga gak terlalu jauh, nanti sekalian aku antar kamu pulang."ucap Jeno.
"Jen, kamu di indonesia berapa hari?"tanya Ariana.

"5 hari sih liburannya, tapi dihari terakhir akan ada konser show dream dari nct dream buat fans. Nanti kamu datang ya."ucap Jeno.
"Iya Jen, ya udah aku pergi ke masjid dulu ya."ucap Ariana.
"Iya Na,"ucap Jeno yang juga pergi menuju gereja.
Ariana yang melangkah menuju masjid sambil menunduk,
"Sanggup kah aku mengatakan itu. Jujur aku takut tapi aku harus lakukan itu. Maafkan aku Jen, kamu terlalu manis untuk diperjuangkan dan terlalu pahit untuk melepaskan."gumam Ariana.

  Setelah selesai mereka beribadah sesuai agama nya masing masing. Mereka pun kembali bertemu di tempat tadi.
"Ayo kita jalan jalan Na,"ajak Jeno.
"Mm tadi kamu kesini naik apa?"tanya Ariana.
"Oh iya, aku tadi dia antar pak sukirman. Apa kita pergi nya diantar aja ya. Nanti aku minta untuk merahasiakan deh. Kamu mau kan,"ucap Jeno.
"Ya udah iya. Kita mau jalan kemana?"tanya Ariana.
"Kita makan dulu ya, aku lapar banget hehehe."ucap Jeno.
"Kenapa gak makan dulu tadi hm,"ucap Ariana.
"Kan biar sekalian makan berdua sama kamu,"ucap Jeno.
"Ya udah deh, tapi nanti kalau ada yang tau kamu itu artis gimana?"ucap Ariana,
"Tenang aja aku udah pakai hoodie masker sama kacamata kok. Tenang aja Na, toh juga ada kamu."ucap Jeno.
"Hmmm terserah kamu saja,"ucap Ariana jalan mendahului Jeno.
"Eh jangan ngambek dong Na,"ucap jeno sambil menyusul Ariana dan menggandeng tangan Ariana.
Sesampai di parkiran Jeno dan Ariana pun masuk ke mobil.
"Pak, antar kami ke restoran terdekat ya."ucap Jeno.
"Mm nak Jeno, itu siapa?"tanya pak sukirman.
"Ah iya lupa, perkenalkan ini orang spesial saya, namanya Ariana."ucap Jeno.
"Selamat siang pak,"sapaan sopan Ariana.
"Selamat siang nak,"balas pak sukirman,
"Pak janji jangan bilang bilang ya sama mereka atau siapa pun,"ucap Jeno.
"Mm insya Allah, saya usahakan gak bilang bilang kok nak."ucap pak sukirman sambil melajukan mobilnya.
Akhirnya mobil berhenti didepan restoran Mikado Hokian Lomie, Jeno dan Ariana pun keluar dari mobil. 

"Pak, nanti langsung susul aja ya."ucap Jeno.
"Mm enggak usah nak, bapak tadi udah makan kok. Kalian aja, bapak tunggu di parkiran aja."ucap pak sukirman. 
"Oo ya udah iya pak, kami duluan ya pak."ucap Jeno dan pak sukirman hanya tersenyum.
Jeno dan Ariana pun masuk kedalam restoran itu, dan mereka pun langsung mencari tempat duduk. Mereka pun duduk di kursi paling pojok,   dan memesan makanan.
Sambil menunggu pesanannya datang mereka pun berbincang bincang sambil melepas rindu.
"Oh ya Jen, kita udah berapa lama bersama?"tanya Ariana.
"Kalau gak salah 1 tahun atau lebih, memang kenapa?"tanya ulang Jeno.
"Gak kerasa udah lama juga ya,"ucap Ariana.
"Iya juga sih, tapi kita tuh kalau ketemu juga jarang. Paling cuman video call, chattingan itu aja. Dan sekarang bisa ketemu sama kamu, makan berdua sama kamu."ucap Jeno.
"Permisi ini pesanannya,"ucap pelayan sambil menyajikan makanannya diatas meja.
Setelah pelayan menyajikan makanannya lalu meninggalkan kembali dua orang ini.
"Mari makan,"seru Jeno,
Dan Ariana tersenyum, 
"Makan yang banyak ya Jen biar gendut,"ucap  Ariana lalu terkekeh pelan.
"Aku gak mau gendut nanti kamu gak suka,"ucap Jeno.
"Siapa bilang aku gak suka, suka kok. Mau kamu gendut atau kurus gak masalah tuh."ucap Ariana.
"Masak,"goda Jeno,
"Iya Jeno iyaa hpmtff,"ucap Ariana terhenti setelah Jeno menyuapi makanan ke mulut Ariana.
"Nah, waktunya makan ya makan dulu. Ngobrol nya nanti lagi, enak kan."ucap Jeno,
Ariana mengangguk sambil mengunyah makannya.
Setelah acara makan dan pembayaran nya selesai. Jeno dan Ariana pergi dari restoran dan menuju parkiran.

"Kita jalan jalan bentar yuk,"ajak Jeno sambil menggandeng tangan Ariana.
"Kalau kita jalan jalan terus pak sukirman nya gimana?"ucap Ariana.
"Oh iya, ya udah kalau gitu gimana kita jalan jalan ke monas aja."ucap Jeno.
"Emang masih buka jam segini?"tanya Ariana.
"Ya semoga masih dong,"ucap Jeno.
Didalam mobil Jeno dengan santai nya menyandarkan kepala nya dibahu Ariana.
"Ini kita jadi ke monas Jen,"ucap Ariana.
"Jadi dong, pak kita ke monas sebentar ya."ucap Jeno.
"Iya,"ucap pak sukirman,
Di monas.
"Jeno, kamu juga ikut gayuh dong. Masak cuman aku, kamu tuh berat tau."ucap Ariana sambil mengayuh sepeda nya.
"Hahahaha tadi yang minta aku makan banyak siapa?"tanya Jeno.
"Aish menyebalkan, udah sana naik sendiri. Aku mau jalan aja,"ucap Ariana sambil turun dari sepeda yang ada dua pedal nya itu.
"Loh loh kok gitu sih, nanti yang bayar sewa nya siapa?"tanya Jeno.
"Ya kamu lah, yang ngajak ke monas siapa?"tanya balik Ariana.
"Iya iya aku, udah sekarang kamu naik gih. Ini aku yang gayuh deh,"ucap Jeno.

______

DIANTAR PULANG 

Happy Reading 


"Jen, sekarang jam berapa?"tanya Ariana.
"Jam 4 sore, mm hah! Bukan kah ini waktu kamu ibadah kan. Terus gimana? udah yuk ke istiqlal lagi aja. Nanti kamu telat itu ibadahnya, aduh maaf in aku ya Na."ucap panik Jeno.
"Udah lah Jen, kita langsung pulang aja. Kalau kembali ke istiqlal jauh lagi putarnya Jen. Kita pulang aja ya,"ucap Ariana.
"Iya iya, ayo naik gih."ucap Jeno.
Ariana pun mengangguk dan naik sepeda nya sambil tersenyum.
"Kamu lucu Jen, kalau lagi panik."celetuk Ariana.
"Ih gak lucu deh Na, aku juga takut nanti kamu dimarahi bunda kamu sama tuhan kamu, gimana?"ucap Jeno.
"Jen, jangan membuatku semakin sulit melepaskan mu."batin Ariana.
"Na, maaf in aku ya."ucap Jeno.
"Ih apaan sih, gak papa. Toh gak sengaja juga kan."ucap Ariana.
Di perjalan pulang.
"Ariana, aku benar benar minta maaf ya."ucap Jeno sambil menyandarkan kepala nya dibahu Ariana.

"Enggak papa Jen, gak usah kamu pikirin terus nanti kamu jadi capek. Kan seharusnya yang minta maaf itu aku. Yang bikin kamu belum istirahat."ucap Ariana dengan nada sedih dan membuat Jeno duduk tegap dan menghadap Ariana.
"Ini bukan salah kamu, ini kemauan ku. Ini pun karena aku sangat rindu kamu."ucap Jeno.
"Jeno, aku minta maaf ya atas kesalahan ku. Aku minta maaf kalau aku pernah buat kamu kesal, marah dan sedih."ucap Ariana sambil menunduk.
"Kamu itu kenapa? Jangan minta maaf, kalau pun kamu pernah buat marah, kesal dan sedih itu wajar dalam hubungan Na. Simpan kata maaf itu buat suatu hari nanti Na."ucap Jeno.
"Keputusan mungkin udah benar Jen, jadi aku harap kamu bakal maaf in aku ya Jen."batin Ariana.
"Udah gak usah sedih sedih deh, tuh dah sampai."ucap Jeno membuyarkan lamunan Ariana.
"Makasih ya Jen, udah mengantarkan aku pulang."ucap Ariana.
"Iya sama sama cantik, dah sana masuk. Jangan lupa ibadah dulu baru istirahat. Aku pulangdulu ya."ucap Jeno,
"Iya bulan sabit ku, dan kamu juga jangan lupa istirahat yang cukup ya."ucap Ariana yang udah diluar mobil,
"Aku pulang dulu ya bye bye."ucap Jeno sambil melambaikan tangan nya dan begitu juga Ariana.
Setelah mobil yang dikendarai Jeno telah benar tidak menampakkan diri. Ariana pun melangkah masuk rumah.
'Ceklek' 
"Darimana saja kamu itu?"tanya Dimas selaku kakak Ariana.
"Dari monas kak,"jawab Ariana sambil jalan melewati Dimas.
"Bukannya tadi kamu izinnya ke istiqlal kan kenapa sampai ke monas. Padahal tadi pergi jam berapa pulang jam berapa?"tanya Dimas.
"Ih apaan sih kak,"ucap Ariana.
"Ini kalian pada ngapain?"tanya bunda melia selaku ibu dari Dimas dan Ariana.
"Ini loh bun, kakak tuh gak jelas banget."ucap Ariana.
"Kamu itu yang gak jelas, tadi pamit ke istiqlal kenapa jadi malah ke monas. Terus sampai jam segini, terus tadi diantar siapa?"ucap Dimas.

"Ih kakak tuh yang sok tau, tadi aku memang izinnya ke istiqlal itu emang benar kok. Tadi aku ke istiqlal dulu habis itu ke restoran  Mikado Hokian Lomie. Terus jalan jalan bentar deh ke monas sama temen ku, dah gitu habis itu pulang diantar pula."ucap Ariana panjang lebar.
"Teman kamu cowok apa cewek?"tanya lagi Dimas,
"Ih kakak tuh kepo banget deh, udah aku mau sholat ashar dulu keburu telat jam nya dan habis itu mandi terus istirahat bentar deh."ucap Ariana sambil berjalan menuju kamar nya.
"Ih lihat tuh bun,"ucap Dimas mengadu kepada ibundanya.
"Sudahlah Dim, toh adek kamu juga udah jelasin kan dan sampai rumah dengan selamat. Kamu udah sholat ashar belum kak?"tanya Melia.
"Udah dong bun,"ucap sombong Dimas.
"Nah pintar, sekarang tolong beli in bunda sayur sop sama ayam di warung sana."ucap Melia.

"Lah, mmm ya udah deh bunda ku yang cantik. Dimas beli in sayur sop sama ayam nya. Itu ayam nya paha, dada, kepala apa sayap."ucap Dimas.
"Ini uang nya, kamu beli 1 potong ayam aja. Biar bisa sekalian besok besok nya dimasak."ucap Melia.
"Siap bun,"ucap Dimas dan akan menuju keluar tiba tiba langkah terhenti.
"Stop kak,"ucap Ariana.
"Loh katanya mau sholat ashar kok malah keluar."ucap Melia,
"Ini udah wudhu kok bun. kak, aku nitip dong."ucap Ariana.
"Nitip apa emang nya?"tanya ketus Dimas.
"Elah kak galak amat nanya nya. Kak beli in beng beng drink 5 ya. Nanti uangnya aku ganti,"ucap Ariana.
"Heh! Enak aja, gak mau aku. Mana uang nya sekarang."ucap Dimas,
"Aduh entar aja aku ganti, maaf ya aku sholat dulu."ucap Ariana langsung menutup rapat pintu kamarnya.
"Aish adek tuh bun,"adu Dimas,

"Udah beli in sana, pakai uang itu nanti kalau sisa. Kamu juga kalau mau beli apa gitu pakai uang sisa nya, udah sana nanti keburu maghrib."ucap Melia,
"Iya deh bun, Dimas berangkat dulu. Assalamualaikum,"ucap Dimas langsung keluar rumah.
"Waalaikumsalam."balas Melia,
Sama halnya dengan Ariana, Jeno pun juga seperti itu. Banyak pertanyaan yang terlontar di mulut 5 member nct dream itu.
"Hyung dari mana aja sih?"tanya Haechan,
"Kamu tuh dari mana?"ucap Renjun.
"Kok pulangnya sampai jam segini sih hyung?"ucap jaemin.
"Aduh nanya nya itu satu satu dong,"ucap Jeno semakin kesal. 
Sudah diberi pertanyaan malah ditambah duduk diapit Jisung dan Chenle.
"Makanya jawab yang kamu denger."ucap Renjun,
"Lah pertanyaan itu aku semua nya denger."ucap kesal Jeno.
"Ya udah jawab aja sih, apa susahnya."ucap Renjun.
"Tadi aku dari katedral, setelah ibadah aku mampir makan dulu Mikado Hokian Lomie. Nah habis itu mampir dulu ke monas, jalan jalan bentar. Setelah itu pulang deh, tadinya mau istirahat malah di gini in."ucap Jeno sambil mendorong dorong pelan Jisung  dan Chenle untuk minggir.
"Oooww, kenapa gak aja kita sih hyung."ucap chenle cemberut.
"Enggak ah, nanti kalau bawa kalian nctzen tau dong. Gak surprise lagi, mereka kan tau nya kita disini 2 hari terakhir kita di indonesia. Gimana sih, kalian lupa apa pura pura lupa."ucap Jeno lalu bangkit dari duduk nya dan menuju kamar nya.
"Hyung mau kemana?"tanya polos Jisung.
"Mau ke kamar lah, mau ikut."ucap Jeno.
"Enggak hyung,"ucap Jisung.

_____

BERTAMU


Happy Reading 



  Pagi ini semua anggota nct dream sedang ricuh ribut hanya gara gara sepeda.
"Hyung, aku bonceng ya."ucap Haechan.
"Enggak mau, kamu naik sendiri aja sana. Toh sepeda nya ada 6 kok,"ucap Jeno,
"Enggak mau hyung, kan enak dibonceng in."ucap Haechan.
"Kamu yang enak, aku nya yang susah. Pokoknya enggak mau aku bonceng in kamu. Udah aku mau dulu an,"ucap Jeno.
"Hyung, aku yang ini."ucap Jisung,
"Enggak mau, aku yang ini. Ini kan tinggi, nanti kalau kamu jatuh gimana dan kamu kan gak terlalu bisa kan?"ucap Jaemin.
"Enggak bakal hyung. Renjun hyung, aku mau pakai yang ini tapi jaemin hyung gak boleh."ucap memelas Jisung.
"Hyung, bukannya gak boleh. Tapi ini gak cocok buat Jisung, nanti kalau dia jatuh kan jadi repot semua."jelas Jaemin.
"Jisung pakai yang sedang aja, benar kata Jaemin. Udah pakai yang sedang aja,"ucap Renjun lembut.
"Huft... ya udah deh hyung, aku pakai yang sedang aja."ucap Jisung pasrah.

"Hyung, gimana kalau kita lomba aja. Siapa yang paling belakang harus traktir yang menang, setuju."ucap Chenle.
"Enggak setuju aku,"ucap Haechan,
"Lah kenapa? Halah pasti hyung takut kalah kan. Aku sih setuju setuju aja,"ucap Jisung.
"Dih, bukan takut kalah tapi lebih baik yang kalah tuh traktir kita semua aja gimana?"ucap Haechan,
"Kalau kamu yang kalah nanti nangis diakhir. Padahal udah dikasih yang mudah loh, cuman mentraktir yang menang aja loh."ucap Renjun.
"Ya ampun hyung, mana mungkin aku yang kalah."ucap Haechan percaya diri.
"Idih tadi yang maksa minta dibonceng in siapa sih?"ucap Jeno.
"Itu kan tadi hyung, lihat sekarang aku udah naik sepeda sendiri."ucap Haechan.
"Up to you Chan,"ucap Jeno.
"Gimana mau pakai yang dikasih Chenle atau Haechan."ucap Renjun.
"Karena aku pencinta gratis, ya tentu aku milih yang Haechan aja lah."ucap Jaemin.
"Oke oke sudah tentu pasti yang aku sarankan yang dipilih, sudah ayo nanti keburu ada banyak orang yang lewat."ucap Haechan.
"Ayo,"seru nct dream.
Semua nya pun berakhir bertanding, sedangkan Jeno memilih melambat dan ketika jarak antara Jeno dan yang lain cukup jauh barulah dia memilih belok ke kanan. 
Jeno pun mengayuh dengan senyum yang selalu ia ukir di setiap harinya. Sesampai didepan gerbang rumah Jeno pun turun dari sepeda nya dan menyandarkan sepeda nya. Kemudian memencet bel yang ada di dekat pagar.
'Ting tong'
"Dek, itu ada tamu dibuka in sana."ucap Dimas yang lagi asyik bermain game.
"Lah kenapa gak kak Dimas aja sih, aduh iya iya."ucap Ariana lalu menuju keluar.
'Ceklek'
Ariana pun langsung melangkah menuju gerbang dan melihat ada seseorang yang naik sepeda pakai baju hitam putih celana hitam dan masker hitam pula.

Ariana bingung siapa orang itu, kemudian dia membuka gerbang dan memilih bertanya.
"Permisi maaf anda siapa dan mau cari siapa?"tanya Ariana
"Saya mau cari kamu,"ucap Jeno lalu tertawa lirih.
"Hah!"ucap bingung Ariana,
Dan membuat Jeno tersenyum dibalik masker hitam,
"Kamu itu ya, gemess tau ah."ucap Jeno sambil mencubit kedua pipi Ariana.
"Ow Jeno to,"ucap santai Ariana.
"Kok biasa aja bilang nya,"ucap Jeno,
"Ya kamu itu aneh, ini masih jam 05.30 pagi kenapa udah sepeda an sih."ucap kesal Ariana.
"Hehehe kan buat menghindari fans kalau nanti lewat."ucap Jeno lalu menampilkan mata sipitnya.
"Aishh ada ada saja,  terus ngapain kesini?"tanya Ariana.
"Memang kenapa, gak boleh gitu kalau aku main kesini. Toh aku juga belum pernah main kesini paling cuman nganterin kamu doang."ucap Jeno,
"Ih nanti kamu dicariin yang lain gimana?"tanya Ariana.
"Ya nanti aku Kabari mereka lah,"ucap Jeno.
"Dek, siapa yang datang?"ucap Dimas sambil menghampiri Ariana,
"Teman ku yang datang,"ucap Ariana.
"Ow cowok ya, ini teman apa teman Na."ucap Dimas.
"Teman kak,"ucap Ariana.
"Siapa yang datang Nak?"tanya Melia dari pintu.
"Ah teman bun,"ucap Ariana.
"Kok gak diajak masuk,"ucap Melia,
"Iya ini aku ajak masuk, masuk dulu Jen."ajak Ariana.
Akhirnya mereka masuk kerumah sedangkan sepeda Jeno diletak kan didepan rumah pastinya.

"Teman kamu sakit, Na?"tanya Dimas,
"Kamu lagi sakit, Jen?"tanya Ariana ke Jeno.
"Enggak kok Na,"ucap Jeno,
"Dia bilang nya enggak sakit kak,"ucap Ariana ke Dimas.
"Aduh, aku juga udah denger Na. Kamu pagi pagi udah lemot, oh ya ini temen kamu kok putih banget orang mana sih?"tanya Dimas,
"Ya orang bumi lah kak, masak orang angkasa."ucap Ariana dan membuat Dimas kesal,
"Dek, kamu pernah ngerasain meja terbang kena kepala mu belum."ucap Dimas,
"Ya belum pernah dong kak dan gak mau juga aku ngerasain."ucap Ariana,
"Udah udah kalian gak malu apa, ribut ribut di depan tamu. Ini camilan sama minum nya di makan minum ya."ucap Melia sambil meletakan nampan yang berisi camilan dan minumannya.
"Terima kasih,"ucap Jeno sopan.
"Ya ampun sopan sekali, nah kalian berdua contoh dong dia. Jangan hobinya ribut hal hal kecil. Oh ya nama kamu siapa nak?"tanya Melia sambil ikut duduk disofa.
"Nama saya Lee Jeno,"ucap Jeno.
"Wow dia orang korea Na, kok kamu bisa bahasa indonesia. Dan kok kamu mau berteman dengan Ariana yang jelek dan pendek ini."ucap Dimas membuat Ariana kesal dan akhirnya menginjak kaki Dimas. Dan membuat Dimas meringis,
"Kakak pikir, kak Dimas ini ganteng hah. Padahal biasa banget gak ada apa apa nya."ucap Ariana.
"Ini kalian temenan dari kapan?"tanya bunda,
"Mm 1 tahun tante,"jawab Jeno.
"Wah kok udah lama, kok kamu gak kasih tau sih dek."ucap Dimas, 
"Lah kak Dimas gak nanya, ya gak aku kasih tau."ucap santai Ariana.
"Ini hanya temenan apa lebih dari teman?"tanya Melia,
Dan membuat Ariana menatap Jeno begitu pula sebaliknya nya.
"Kita hanya teman kok tan,"ucap Jeno,

"Terima kasih Jen, kamu menolong ku tapi membuat ku bersalah."batin Ariana,
"Terus pagi pagi kesini mau ngapain?"tanya Dimas,
"Mau mengajak Ariana sepeda an,"jawab Jeno.
"Oh iya aku lupa Jen, kemarin kamu ngajak aku bersepeda an pagi ya. Tunggu bentar ya aku ambil hp sama tas dulu,"ucap Ariana lalu berlari menuju kamar nya.
"Hah! Padahal kemarin aku gak bilang itu, apa dia?"batin Jeno.
"Apa gak sarapan dulu, nak."ucap Melia.
"Nanti aja bun, nanti pas sepeda an aja cari sarapannya. Ayo Jen,"ucap Ariana.
Ariana yang sudah siapa dengan jaket biru nya dan celana jins biru pula begitu pula jilbab abu abu. Sebenarnya Ariana tadi udah rapi dengan setelan celana jins biru dan baju lengan panjang  hitam. 
"Ya ampun dek, kenapa pakai jaket biru itu?"tanya Dimas.
"Lah emang kenapa? Ini kan jaket ku,"ucap bingung Ariana.
"Lah itu kan jaket waktu kamu SMA kelas 1 itu kan, hahaha masih muat ya."ucap Dimas habis itu tertawa.
"Ih kakak, kak Dimas pikir aku tambah gendut gitu. Ih ini masih muat banget kak,"kesal Ariana.
"Hahahahahaha kamu tuh udah pendek kurus pula."ledek Dimas,
"Bunda, lihat tuh kakak. Suka nya meledek adik nya yang cantik, pantas gak ada yang mau sama kakak. Jadi orang kok nyebelin, kok pasien nya ada yang mau disembuhkan sama dokter nyebelin kayak kakak sih."ucap Ariana.
"Enak aja, kakak tuh laku emang kamu. Jangan bawa bawa pasien kakak ya."ucap Dimas,
"Sudah sudah jangan ribut pagi pagi, sudah sana kalau mau pergi. Itu kasihan nak Jeno udah nunggu, kalian ini emang gak malu apa ribut di depan tamu."ucap Melia.
"Maaf ya bun, maaf ya Jen. Bun, aku sama Jeno pergi dulu."ucap Ariana lalu saliman sama Melia dan Jeno pun Juga.
"Gak sopan kan,"ucap Dimas,
"Iya iya kak, aku sama Jeno pergi dulu."ucap Ariana langsung pergi sedangkan Jeno sedikit membungkuk ke arah Melia dan Dimas.

"Aduh, kok si Jeno itu mau punya temen kek model an Ariana sih bun."ucap bingung Dimas.
"Bunda juga bingung kak, anak itu sopan banget."ucap Bunda.
Ariana yang santai berjalan sambil menggendong tas kecilnya itu dan disusul Jeno.
"Jen, nanti kalau mereka cari in kamu gimana?"tanya Ariana.
"Gampang, biar nanti aku kabari mereka. Sini tas nya biar aku bawa."ucap Jeno.
"Jen, aku mau lihat muka kamu dong."ucap Ariana berbalik menghadap  Jeno.
"Buat apa?"ucap Jeno.
"Ih Jeno, sebel ah."ucap Ariana.
"Iya iya ini aku buka maskernya,"ucap Jeno sambil membuka masker.
"Ih lucu ya kamu, kayak orang habis bangun tidur ya. Pasti kamu belum mandi kan,"ucap Ariana lalu tertawa kecil.
"Emang kamu udah mandi?"tanya Jeno lalu memakai masker lagi.
"Belum sih, hehehe."ucap Ariana.
"Dih, ngatain belum mandi eh kamu juga belum mandi."ucap Jeno,
"Iya iya, nih tas nya."ucap Ariana sambil memberikan tas nya kepada Jeno.
Mereka pun udah keluar dari rumah nya Ariana.
"Na, aku tuh ngajak kamu sepada an loh. Kok kamu jalan sih, sini naik deh."ucap Jeno sambil menaiki sepada nya pelan.
"Iya iya Jeno,"ucap Ariana.
Jeno pun menghentikan sepedanya, dan membiarkan Ariana naik sepeda.
"Kok kamu duduk nya miring sih, nanti kalau jatuh gimana?"tanya Jeno.
"Ya nanti aku bisa pegangan kamu lah biar gak jatuh."jawab Ariana.
"Ya udah langsung pegangan aja sekarang,"ucap Jeno.
"Gih jalan aja dulu,"ucap Ariana.
Jeno pun mengayuh dengan sedikit cepat dan membuat Ariana terkejut. Membuat tangan kanan Ariana reflek mengeratkan pegangan nya di baju Jeno dan tangan kirinya memukul punggung Jeno.
"Jeno, pelan pelan. Aduh nanti kalau aku jatuh, ih berhenti berhenti Jen."ucap Ariana.
Jeno pun akhirnya menghentikan sepeda nya dengan menampilkan senyumnya.
"Aduh sakit Na,"ucap Jeno.
"Ya kamu itu yang salah, nanti kalau aku jatuh gimana? Ih aku jalan aja deh."ucap kesal Ariana lalu turun dari sepeda nya Jeno.
"Eh jangan ngambek dong, naik gih. Nanti aku pelan pelan deh."ucap Jeno.
"Enggak ah, udah males aku."ucap kesal Ariana.
"Loh loh, aduh maaf deh jangan marah."ucap Jeno dan Ariana tetap jalan tanpa menoleh.
Akhirnya Jeno pun memilih menuntun sepeda nya,
"Kok dituntun sepeda nya?"tanya Ariana.
"Gak enak kalau kamu gak naik juga,"ucap Jeno.

_______

BERSEPEDA BERDUA 


Happy Reading 


    "Ya udah tinggal aja tuh sepeda, lagi gak mood aku naik."ucap kesal Ariana.
"Nanti kalau aku tinggal, terus pulang nya gimana?"ucap Jeno.
"Ya jalan lah, gitu aja ribet."ucap Ariana.
"Na, ini tas isinya apaan sih. Kok rada berat?"tanya Jeno.
"Emang kenapa? Kalau gak mau bawain sini aku aja yang bawa,"ucap Ariana.
"Lah kok jadi sensi amat sih kamu, cantikkkk ku."ucap Jeno,
"Ih kamu tuh bawel deh kek cewek,"ucap Ariana.
"Iya kek kamu kan,"ucap Jeno,
"Ih sebel ah,"ucap kesal Ariana lalu meninggalkan Jeno tapi dicekal dulu dengan Jeno.
'Brukk'
"Aduh Jeno, aduh sepeda nya kasian tau."ucap Ariana langsung mendirikan sepeda nya.
Iya sepeda jatuh karena dilepas Jeno karena lebih memilih menggenggam tangan Ariana biar gak jauh jauh. Aneh kan,
"Ih Jeno, nanti kalau rusak gimana?"tanya Ariana,
"Ya tinggal ganti lagi dong,"jawab gampang Jeno.

"Au ah kamu tuh pagi pagi udah bikin sebel tau, kayak kak Dimas."ucap Ariana.
"Na,"panggil Jeno,
"Apa?"tanya Ariana.
"Kamu cantik deh,"goda Jeno,
"Iya aku tau,"ucap Ariana.
"Naik sepeda yuk,"ajak Jeno.
"Gak mau,"ucap Ariana,
"Kenapa?"tanya Jeno.
"Nanti aja,"Jawab Ariana.
"Sekarang aja, oh ya ini tas isi nya apa?"tanya Jeno,
"Jaket, hp, handset, dompet dah itu aja."jawab Ariana.
"Jaket? Buat siapa?"tanya lagi Jeno,
"Buat kamu lah,"jawab Ariana.
"Hah! Kan aku udah pakai baju."ucap Jeno.
"Ih baju lengan panjang Jen, kamu kan pakai baju lengan pendek. Habis ini matahari bakalan terik Jen, kasian nanti kulit mu ke bakar tau."ucap Ariana,
"Ke bakar?"ucap bingung Jeno.
"Udah ah Jen, berhenti sebentar deh."perintah Ariana dan ditanggapi Jeno  lalu berhenti.
Ariana pun membuka tas nya yang masih digendong Jeno, dan baju lengan panjang berwarna hijau.
"Nih pakai dulu, habis itu aku baru mau naik sepeda. Tapi jangan bikin aku kesal lagi ya,"ucap Ariana.
"Romantis deh kamu tuh ya. Ok,"ucap Jeno lalu menyandarkan sepeda nya dahulu. Kemudian baru memakai baju lengan panjang nya itu,
"Udah aku pakai nih, naik yuk."ajak Jeno,
"Yuk,"ucap Ariana lalu naik sepeda nya. Dan Jeno mulai menggayuh nya pelan.

Para member nct dream sudah kembali ke apartemen,
"Hyung, ini Jeno hyung kemana? Dari tadi tuh gak kelihatan?"tanya Jisung.
"Ya mana aku tau sung,"jawab Jaemin.
"Ih gak guna nanya hyung,"ucap Jisung.
"Dih nih anak, coba aja tanya yang lain. Pasti jawabannya juga gak tau,"ucap kesal Jaemin.
"Dia main ke rumah temannya. Nanti dia yang bakalan traktir kita tapi waktu di korea aja."ucap Renjun,
"Ooo,"ucap Jaemin.
"Tuh, Renjun hyung aja tau."ucap Jisung,
"Ya kan Jeno hyung ngasih tau Renjun hyung. Jelaslah tau, udah ah aku mau lanjut tidur aja lah, males menanggapi magnae kek kamu sung."ucap Jaemin.
"Hyungg,"rengek Jisung pada Renjun.
"Udah udah, hyung mau ke kamar juga. Ngantuk,"ucap Renjun.
"Jen, cari makan yuk."ajak Ariana.
"Kamu lapar?"tanya Jeno.
"Ya lumayan sih,"jawab Ariana.
"Emang mau makan apa?"tanya Jeno.
"Bubur ayam aja gimana?"tanya Ariana.
"Hah! Kita kan gak lagi sakit. Kok makanya bubur ayam."jawab Jeno dan berakhir dicubit perut nya oleh Ariana.
"Ih Jen, bubur ayam tuh bukan hanya orang sakit tau. Itu cuman buat pembukaan Jen,"ucap Ariana.
"Oww, kenapa harus pakai pembukaan sih langsung aja ke intinya aja. Gimana kalau nasi uduk?"tanya Jeno.
"Kamu tau nasi uduk, Jen?"tanya Ariana.
"Ya tau lah, kan aku di sini gak satu kali dua kali tapi udah beberapa kali Na."ucap Jeno.

"Oh iya ya, lupa aku. Ya udah cari aja tuh nasi uduknya."ucap Ariana.
"Ok,"ucap Jeno lalu tersenyum.
"Jen, umur kamu berapa?"tanya Ariana.
"22 tahun,"jawab Jeno.
"Hahaha kamu tua ya,"jawab dan tawa Ariana.
"Emang kamu berapa?"Tanya Jeno.
"Ya jelas 21 tahun dong,"ucap Ariana.
"Loh loh tahun kamu sama aku tuh sama, kok jadi beda."ucap Jeno bingung dan membuat Ariana terkekeh.
"Kan aku di indonesia, coba kalau kamu di indonesia juga sama. Tapi kan kamu di korea jadi lebih tua, kita kan beda hahahaha."ucap Ariana dan berakhir tertawa.
"Iya juga, berarti aku 21 disini dan 22 disana ya."ucap Jeno.
"Iya Jenoooo, eh itu ada yang jual nasi uduk. Berhenti Jen,"ucap Ariana dan sedikit pelan memukul punggung Jen. 
Ariana dan Jeno pun turun dari sepedanya dan menyandarkan sepeda nya di dekat penjual nasi uduk.
"Bu, 2 porsi nasi uduk."ucap Jeno.
"Iya, lengkap?"tanya bu penjual nasi uduk.
"Kamu lengkap apa enggak?"tanya Ariana ke pada Jeno.
"Ikut kamu aja,"ucap Jeno.
"Lengkap bu,"ucap Ariana.
"Tunggu sebentar ya,"ucap bu penjual nasi uduk. 
"Iya bu santai aja,"ucap Ariana.
"Neng, makan disini atau dibungkus?"tanya bu penjual nasi uduk,
"Dibungkus aja bu, Jen tolong ambil itu aqua sebelah kamu. Bu, sama aqua dua ya."ucap Ariana.
"Ok, dua kan."ucap Jeno.

Setelah membeli nasi uduk, mereka berdua melanjutkan bersepedaan nya.
"Na, ini kita makan nya dimana?"tanya Jeno.
"Di taman aja gimana?"tanya Ariana.
"Tapi kalau nanti ada banyak orang, terus aku makan nya gimana?"tanya Jeno.
"Tenang aja, hari senin tuh jarang ada  orang banyak kok. Kan ada yang sekolah, kerja dan lain lain nya. Paling cuman beberapa kok,"ucap Ariana.
"Ya udah ikut kamu aja deh,"ucap Jeno.
"Ok, yuk."ajak Ariana.
Jeno pun segera melajukan sepeda nya menuju taman. Ariana yang duduk di belakang sambil merentangkan tangannya.
"Aaaaaaaaa angin nya sejuk banget Jen,"ucap Ariana,
"Na, pegangan nanti jatuh."ucap Jeno yang tak dihiraukan Ariana. Membuat Jeno sengaja mengerem,
Ckit, 
Jeno merasa tangan Ariana memeluk perutnya, 
"Kamu itu sengaja banget ya,"ucap Ariana memperbaiki posisinya duduk dengan tegap.
"Lah kamu aja gak dengerin aku, nanti kalau jatuh gimana?"ucap Jeno.
"Jen, tau gak kenapa istiqlal dan katedral itu diciptakan berhadapan dan berdekatan?"tanya Ariana.
"Ya tentu saja buat kita bisa bertemu, iya kan."ucap Jeno.
"Ih Jeno, aku tuh serius."ucap kesal Ariana,
"Aku gak tau sejarahnya, kan aku bukan orang indonesia."ucap Jeno,
"Terus yang kamu tau tentang indonesia itu apa aja sih, Jen?"tanya Ariana,
"Belajar bahasa indonesia,"jawab Jeno.
"Ya ampun Jen, bahasa indonesia tuh luas."ucap Ariana,
"Maksudku itu belajar bicara bahasa indonesia."ucap Jeno.

"Oow, ya udah aku jelas in aja deh. Kenapa istiqlal dan katedral itu diciptakan berhadapan? Karena dulu presiden pertama di indonesia yaitu bapak Soekarno menghendaki bahwa peletakan masjid istiqlal dan gereja katedral yang berhadapan tersebut menjadi simbol toleransi umat beragama, maka diharapkan tidak hanya agama saja yang toleransi akan tetapi juga antar umat nya sehingga mampu menjaga kerukunan dan perdamaian. Didukung dengan watak dan karakteristik warga indonesia yang cenderung ramah dan saling menghargai."jelas Ariana.
"Ow seperti itu ya, aku kira sengaja gitu tapi ternyata ada alasannya."ucap Jeno yang paham.
"Nah itu juga bisa seperti hal nya kita, Jen. Diciptakan untuk saling bertemu dan saling menghargai. Tapi Jen, mereka berdua juga membuat kita belajar. Perbedaan bukan penghalang untuk berteman, di indonesia itu memilik beberapa agama yang beda. Nah istiqlal dan katedral sebagai simbol, bahwa yang beda bukan berarti kita tak boleh berteman. Tapi hanya sekedar berteman Jen, tidak lebih dari itu. Dan istiqlal dan katedral juga memberi kita pengertian kecil namun bermakna besar. Mereka yang diciptakan berhadapan tapi bukan untuk berdam-."ucap Aria a terhenti,
"Maksud kamu apa sih Na?"tanya Jeno sambil menghentikan sepedanya.
"Eh Jen, kita udah sampai di taman. Tuh lihat taman nya sepi. Ayo buruan cari tempat yang nyaman yuk,"ajak Ariana sambil turun dari sepeda nya Jeno dan melarikan diri dan sekedar mengalihkan juga.
"Na, apa yang sedang kamu bicarakan? Aku gak mau pisah sama kamu. Apa pun yang terjadi."gumam Jeno lalu ikut menyusul Ariana
"Jen, mau duduk dimana? Sana atau sini?"tanya Ariana.
"Ikut kamu aja Na,"jawab Jeno.
"Ih kamu itu ya, ibarat bagai air diatas daun talas."ucap Ariana,
"Hah!"ucap bingung Jeno.
"Nah kan gak tau, itu artinya seseorang yang tidak memiliki pendirian. Seperti Lee Jeno yang tidak memiliki pendirian."ucap Ariana lalu melenggang pergi.
"Ya udah disana aja, keknya sejuk kalau dekat pohon pohon gitu."ucap Jeno,
"Ya,"ucap Ariana.
_____


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Long Distance Religionship 2

BERSENANDUNG RIA Happy Reading      Di apartemen pun ada yang masih tidur dan ada pula yang merengek kelaparan. Tentu saja kalau disitu ada Haechan pasti ada pula keributan. "Hyung, lapar banget."rengek Haechan sambil mengetuk pintu kamar nya Renjun. "Astaga, baru mau terlelap malah diganggu."keluh Renjun sambil menutup mukanya dengan batalnya. "Hyung!"teriak Haechan. "Iya iya, lebih baik kamu turun dulu."ucap Renjun. "Ok hyung,"ucap sumringah Haechan. "Aishh menyebalkan sekali,"ucap Renjun lalu bangkit berdiri. Jaemin yang tadinya tidur nyenyak namun karena cacing cacing sangat tidak bisa dikondisikan. "Lapar, tapi makan apa ya? Chan beli makan yuk."ajak Jaemin. "Tenang, biar Renjun   hyung buat in makanan untuk kita."ucap santai Haechan. "Emang Renjun hyung, mau masak apa?"tanya chenle yang berada di dekat Kulkas.  "Masak apa?."tanya Jaemin. "Apa aja gak papa kan,"ucap Renjun

maaf dari teman masa kecilmu

tulisan dari whalien hi! seiring berjalannya waktu, aku kira bisa melupakanmu. 4 bulan dan 4 hari sudah hidup ku jalani tanpa senyummu. maaf, aku sering mengatakan hal-hal klise, tak bermaksud sama sekali. aku hanya ingin meminta maaf, mohon maaf kan aku ya. kadang aku bertanya-tanya, “apakah kau memikirkan ku?” atau “apakah kau merindukanku?”. kalau ada kesempatan lagi, aku menginginkan pelukmu dan akan ku syukuri. sekali lagi, maaf. dan terima kasih sudah mau menjadi teman yang pernah selalu ada.