Langsung ke konten utama

se-aamiin tapi tak se-iman

penulis: Aniga Ari Prayoga
Untuk Lee Jeno, laki laki bermata seperti bulan sabit...
Yang selalu tersenyum manis...
Aku menyukai mu dengan baik...
Namun itu tak berjalan dengan baik rupanya...
Ada yang menyadarkan ku namun terhalang setipis kasat mata yang bernama iman...
Ketika aku menggenggam tasbih dan kamu berlalu salib...
Ketika aku berdoa membuka kedua tangan dan kamu berdoa menggenggam kedua tangan...
Ketika aku bersujud diatas sajadah dan kamu berlutut di atas altar...
Antara adzan berkumandang dan lonceng yang berdentang ...
Antara kiblat yang tentu arahku pulang dan salib yang membuatmu tenang...
Maka dari situ yang membuat ku berpikir kembali...
Memilih tetap atau mulai berhenti...
Setiap senyum mu terbayang, dan saat itu mulai ku meminta izin...
Ya Allah, bolehkah ku menyukai yang bukan umat-Mu ya Allah...
Dia baik walau saja entah dia menyadari kehadiran ku ada atau tidak...
Tenang, aku hanya sekedar menyukai tanpa melebihinya...
Tanpa berharap lebih dari hal yang tentu tak mungkin terjadi...
Setiap langkah ku pun selalu sadar diri...
Aku dan dia saja berbeda dalam segala hal...
Lalu dari mana bisa disatukan hem...
Hanya menyukai nya saja masih ada yang mencaci ku tentang iman kita yang beda...
Tentang latar belakang kita tumbuh pun juga berbeda...
Tak masalah jika hanya aku yang dihina, jangan dia...
Dia saja tak salah, lalu letak salah nya dimana kenapa harus ikut dihina...
Biarkan saja, disini aku yang salah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Long Distance Religionship 2

BERSENANDUNG RIA Happy Reading      Di apartemen pun ada yang masih tidur dan ada pula yang merengek kelaparan. Tentu saja kalau disitu ada Haechan pasti ada pula keributan. "Hyung, lapar banget."rengek Haechan sambil mengetuk pintu kamar nya Renjun. "Astaga, baru mau terlelap malah diganggu."keluh Renjun sambil menutup mukanya dengan batalnya. "Hyung!"teriak Haechan. "Iya iya, lebih baik kamu turun dulu."ucap Renjun. "Ok hyung,"ucap sumringah Haechan. "Aishh menyebalkan sekali,"ucap Renjun lalu bangkit berdiri. Jaemin yang tadinya tidur nyenyak namun karena cacing cacing sangat tidak bisa dikondisikan. "Lapar, tapi makan apa ya? Chan beli makan yuk."ajak Jaemin. "Tenang, biar Renjun   hyung buat in makanan untuk kita."ucap santai Haechan. "Emang Renjun hyung, mau masak apa?"tanya chenle yang berada di dekat Kulkas.  "Masak apa?."tanya Jaemin. "Apa aja gak papa kan,"ucap Renjun

maaf dari teman masa kecilmu

tulisan dari whalien hi! seiring berjalannya waktu, aku kira bisa melupakanmu. 4 bulan dan 4 hari sudah hidup ku jalani tanpa senyummu. maaf, aku sering mengatakan hal-hal klise, tak bermaksud sama sekali. aku hanya ingin meminta maaf, mohon maaf kan aku ya. kadang aku bertanya-tanya, “apakah kau memikirkan ku?” atau “apakah kau merindukanku?”. kalau ada kesempatan lagi, aku menginginkan pelukmu dan akan ku syukuri. sekali lagi, maaf. dan terima kasih sudah mau menjadi teman yang pernah selalu ada.

Long Distance Religionship 1

Bukan lagi jarak yang memisahkan sepasang kekasih ini tapi keyakinan mereka. —Anigaprayoga14 MARI BERJUMPA  Happy Reading      Akhirnya pesawat dari seoul mendarat dengan mulus di bandara soekarno-hatta, dan semua penumpang keluar termasuk menampakan 6 anak dan 2 orang pendamping yang salah satu nya adalah manager mereka.  "Akhirnya kita sampai di indonesia lagi, uh bahagianya aku."ucap anak yang bermarga Park itu. "Benar sung, aku juga merindukan indonesia."tambah Chenle, "Aku merindukan semua nya, Huft aku tak sabar untuk bertemunya lagi."ucap Jeno sambil tersenyum manis dan memperlihatkan bulan sabit dimata nya. Membuat semuanya menoleh ke arah anak bernama Lee Jeno itu,  "Dia ini kenapa?"tanya Johan selaku manager nct dream. "Hyung tau sejak tadi saja, Jeno hyung seperti ini senyum tanpa berhenti dan berakhir membuat pramugari tersipu malu."ucap Jaemin. "Hyung, berhenti tersenyum dan katakan hyung ini kenapa sih?"ucap Chen